4 Maret 2011

Observasi Layanan BK di MTs Multazam

LAPORAN OBSERVASI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
MTs MULTAZAM PANAWANGAN KAB. CIAMIS

I. PENDAHULUAN
BK merupakan unit yang seharusnya ada di setiap lembaga pendidikan mulai dari tingkatan TK sampai Perguruan Tinggi. Karena upaya mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya ditangani guru atau orang tua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai pihak.
Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi-sosial-kematangan intelektual dan sistem nilai. Karena itu pendidikan harus seimbang, yang hanya tidak mampu mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis tetapi juga kemampuan mengembangkan diri yang sehat dan produktif.
Jadi layanan BK tidak hanya mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja, melainkan lebih pada optimalisasi potensi, sehingga mereka mamapu menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. persoalannya adalah bahwa peserta didik belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki.


II. LATAR BELAKANG
Observasi ini bertujuan untuk melihat atau mengamati seefktif dan sejauh mana layanan BK sudah berjalan dilembaga pendidikan baik SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA. Apalagi bila layanan BK ini sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960 dan baru masuk kesekolah pada tahun 1975. Namun demikian hingga saat ini nampaknya belum benar-benar berjalan dengan baik, disamping itu juga belum semua sekolah menegah mempunyai tenaga ataupun pelayanan BK yang ditangani secara profesional, apalagi tingkt TK/RA, SD/MI, dan PT yang berada jauh dari pusat kota.
Sesuai dengan tuntutan jaman serta kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi, menghadapi tantangan untuk memeprsiapkan peserta didik yang bukan hanya mengutamakan pengembangan kecerdasan intelektual saja tetapi juga menyadari pentingnya aspek kecerdasan emosional dan kecerdasan moral yang harus dipupuk sejak dini.
Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 12 dan 13 Nopember 2010 secara resminya, walaupun sebelumnya sudah beberapakali mengadakan pengamatan secara tidak resmi karena sekolah tersebut merupakan tempat saya mengajar. Pada kesempatan ini saya mencoba melaporkan apa adanya observasi layanan BK yang dilaksanakan di MTs Multazam Panawangan.

III. KONDISI OBYEKTIF SEKOLAH
MTs Multazam berada dibawah lembaga Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Multazam yang didirikan oleh Dr. KH. M. Yusuf Sya’roni, M.M.Pd yang berpusat di Kota Bandung beridiri pada Tahun 1986. Kemudian pada Tahun 1998 YPI Multazam mendirikan cabang di Kabupaten Ciamis, tepatnya di Kecamatan Panawangan dengan misi untuk menjadikan wilayah tersebut menjadi daerha pendidikan khas islami dan berupaya memajikan pertumbuhan dan perkembangan masayarakan sekitar.
Selain MTs Multazam, YPI Multazam pula mendirikan SMA Plus Multazam  serta TK Islam Multazam (1998) dan pada Tahun 2008 telah berdiri SMK Plus Multazam.
1.     Nama Sekolah/Madrasah : MTs Multazam Panawangan
2.     Alamat                                     : Dusun Sindang RT. 06 RW. 02 Desa Nagarajaya
  Kec. Panawangan Kab. Ciamis 46255
3.     Tahun Berdiri                         : 1998
4.     Kepala Madrasah                  : Taufik Hidayat, S.Kom
5.     Nama Guru BK                       : Hellayana 
6.     Jumlah Pengajar                   : 20 orang
7.     Keadaan Siswa                      :
Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 ini jumlah seluruh siswa di MTs Multazam sebanyak 83 orang dengan perincian sebagai berikut :
a.    Kelas VII (Tujuh)              : 12 orang putera dan 12 orang puteri, Jumlah 24 orang.
b.    Kelas VIII (delapan)        : 14 orang putera dan 11 orang puteri, Jumlah 25 orang.
c.    Kelas IX (Sembilan) A     : 12 orang putera dan 12 orang puteri, Jumlah 20 orang.
d.    Kelas IX (Sembilan) B     : 10 orang putera dan  4  orang puteri, Jumlah 14 orang.
Siswa berasal dari daerah Dusun Sindang, Dusun Cintanagara, Bojong dsk.
Kondisi sosial ekonomi lebih banyak yang berasal dari keluarga ekonomi sedang dan rendah, lebih dari 40 – 50% anak kesulitan ekonomi sehingga tingkat pustus sekolah cukup tinggi.
8.     Sarana dan fasilitas
a.     Gedung sekolah berlantai 2 dan milik sendiri (tidak menyewa), dengan perincian :
ü  5 ruang kelas untuk belajar
ü  1 ruang Kepala Madrasah
ü  2 Ruang Guru sekaligus sebagai ruang Tata Usaha
ü  1 ruang Laboratorium Komputer
ü  1 ruang OSIS
ü  1 ruang sanggar Pramuka
ü  1 ruang perpustakaan
ü  1 ruang kantin
b.     Diantara ruangan tersebut sangat miris sekali bahwa di Madrasah tersebut belum memiliki ruang khusus untuk BK, adapun guru BK jika harus melakukan kegiatannya maka ia akan menggunakan ruang Kantor/guru, ruang OSIS atau ruangan yang tersedia di Madrasah



IV. KEGIATAN BK
1.     Kondisi Layanan BK
Dengan kondisi yang telah dijelaskan diatas bahwa belum adanya ruangan BK di Madrasah tersebut, maka secara otomatis layanan Bimbingan Konseling hamper tidak Nampak atau bahka dikatakan tidak ada. Kalaupun ada layanan bimbingan konseling dilakukan hanya pada siswa/siswi yang memiliki ‘masalah’ itupun dilakukan setelah siswa tersebut melakukan masalah, bukan sebuah upaya pencegahan (prefentif).
Disisi lain, Madrasah menugaskan seorang guru BK bukan pada ahlinya. Ibu Hellayana yang diberikan mandate untuk menjadi guru BK bukanlah seorang guru ahli dibidang Konseling bahkan beliau masih mahasiswa. Hal ini dikarenakan pandangan personel madrasah termasuk pimpinan bahwa Bk merupakan materi pembelajaran adapun yang memahaminya tidak bisa berbuat banyak karena memang kondisi yang tidak memungkinkan, yaitu masalah pembiayaan dan pengadaan fasilitas. Dan layanan BK hanya diberikan pada jam pelajaran saja.
2.     Administrasi dan Kelengkapan BK
Administrasi Layanan Bimbingan Konseling tidak ada
3.     Anggaran
Tidak ada anggaran khusus untuk alokasi layanan bimbingan konseling
4.     Pengorganisasian
Tidak ada pengorganisasian secara khusus untuk BK, dan hanya dipegang oleh guru BK
5.     Hasil Wawancara
a.     Kepala Madrasah : beliau menyebutkan bahwa layanan BK memang tidak berjalan sesuai dengan yang semestinya, namun jika terjadi permasalahan diantara siswa semua guru atau wali kelas dan Guru BK senantiasa terlibat.
b.     Guru BK : beliau memahami dengan layanan BK yang seharusnya dilaksanakan, hanya saja beliau tidak memiliki banyak waktu yang cukup di sekolah untuk senantiasa memanatu keadaan siswa karena beliau juga disibukan dengan aktivitas kuliahnya.
c.     Siswa : bahwa siswa hamper tidak memahami layanan BK yang sesungguhnya. Ia hanya memahami tentang layanan BK jika ada siswa yang bermasalah, seperti siswa yang sering bolos, terlambat sekolah, mencat rambut, dan berbagai masalah yang lainnya. Sedangkan layanan BK bagi mereka yang tidak mempunyai masalah atau orang-orang yang disiplin, pintar dan selalu berprestasi tidak ada layanan BK.

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1.    Kesimpulan
Pada dasarnya layanan BK di MTs Multazam Panawangan tidak berjalan sesuai dengan mestinya, karena anggapan yang berbeda dari setiap personil madrasah. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kendala yang cukup prinsipil, dinataranya :
a.     Guru BK yang bukan merupakan Sarjana atau masih mahasiswa, dan program studi yang diambil bukanlah prodi bidang layanan BK.
b.     Tidak adanya administrasi khusus untuk BK.
c.     Tidak adanya ruang BK khusus.
d.     Tidak ada anggaran khusus untuk layanan BK.
e.     Kurangnya pemahaman akan urgennya layanan Bimbingan konseling, baik dari pihak Kepala Madrasah ataupun guru bidang studi lainnya.

2.    Rekomendasi
Disadari bahwa bimbingan konseling di sekolah merupakan proses yang menunjang pelaksanakan pendidikan di sekolah. Dimana dalam keadaan tertentu bimbingan dipergunakan sebagai metode untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah (membantu mengatasi masalah belajar, mengembangkan aspek pribadi siswa) tetapi di saat lain sebagai tumpuan siswa untuk membantu mengatasi masalah pribadinya. Kenyataan menujukan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah masih sangat bevariasi, karena tidak senmua sekolah memiliki pertugas bimbingan demikian pula tingkat profesionalistas petugas.
Disekolah-sekolah tertentu ada yang ditangani oleh S1 BP ada yang oleh guru pembimbing ( disamping sebagai guru merangkap sebagai pembimbing).Keadaan ini memang dari apa yang seharusnya, namun demikian pelaksanaan bimbingan konseling harus dilaksanakan di sekolah, untuk itu dituntut guru yang kompeten yaitu guru yang profesional yang memiliki dan menguasai kompetensi dasar guru, yang diantaranya mampu memberikan layanan bimbingan konseling.
Disamping itu harus tetap di perjuangkan adanya perhatian yang realistis dari pihak pemerintah – sekolah – masyarakat untuk dapat melaksanakan program bimbingan konseling . bagi para konselor atau guru pembibing harus benar-benar berusaha untuk kmenjadi tenaga yang profesional.
Penyediaan fasilitas yang memadai, penyediaan anggaran biaya secara khusus serta kesadaran individu setiap pendidik dan tenaga kependidikan sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan serta mensinergikan layanan bimbingan konseling disekolah dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan yang sesungguhnya, yakni menciptakan manusia yang mandiri, yang mamapu menumbuhkan kesadaran serta tanggungjawab dan dedikasi terhadap sesame, juga sebagai solusi untuk membantu para siswa keluar dari langkah yang salah dan pandangan yang tidak sesuai.
Memang semua ini merupakan suatu perjuangan yang tidak mudah, tetapi lebih baik berbuat daripada tidak berbuat sama sekali, dan semoga upaya kita membina generasi penerus bangsa dengan penuh keikhlasan serta bermuara dari kedalaman cinta dan kasih saying mendapat limpahan keutamaan dari Allah Swt.

Panawangan, Nopember 2010



Tidak ada komentar: